Kadisdikbud : Sekolah Swasta Harus Bisa  Meningkatkan Daya Saing Memikat Calon Siswa

Terbit: oleh -53 Dilihat
Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Kadisdikbud) Kota Lubuklinggau Provinsi Sumsel

LUBUK LINGGAU – Sekolah swasta di Kota Lubuklinggau Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) mengeluh setiap tahunnya tidak mendapatkan siswa baru karena kalah bersaing dengan sekolah-sekolah lainnya.

Dalam hal ini, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Kadisdikbud) Kota Lubuklinggau Dr. H. Dian Chandera, M.Si berharap kepada seluruh sekolah di Kota Lubuklinggau dapat meningkatkan daya saing.

“Apabila mampu menerapkan daya saing bukan tidak mungkin akan menjadi pilihan, bahkan ada sekolah swasta yang jumlah muridnya melebihi sekolah negeri,” ungkap Dian.

Menurut Dian, sekolah swasta harus menawarkan kelebihan, artinya daya saing harus ditingkatkan, apa itu di bidang agama atau bidang lainnya.

“Harus kita dorong itu, jangan sampai kalah dengan negeri,” ujarnya.

Terkait hal ini, Dian memastikan akan berupaya menyempurnakan kekurangan-kekurangan sistem zonasi dan juga meminta sekolah memprioritaskan anak-anak yang dekat dengan sekolah tersebut.

Bahkan pihak, sekolah yang ada di Lubuklinggau turut diminta memberikan edukasi kepada masyarakat bahwa sekolah itu pada prinsipnya sama.

“Kalau ada yang dekat dengan sekolah itu mengapa tidak kesana saja, misalkan warga Kayu Ara kenapa harus di SMP 2 atau warga Tanah Periuk, sekolah di SMP 4 Lubuklinggau,” pungkasnya.

Kata Dian, bila dipaksakan kasihan siswanya menempuh perjalanan yang sangat jauh, karena selama ini sudah terinternalisasi dalam masyarakat bahwa sekolah yang bagus itu hanya SMP 1 dan SMP 2 saja.

“Mikirnya selama ini seperti itu, padahal model belajar itu sama, bahkan sekolah penggerak itu sekarang SMP 10 dan SMP 13, bukan, SMP 1 atau SMP 2, termasuk SD-nya pun 80 bukan 54, itu yang harus diberi pengertian dengan masyarakat,” harapnya.

Dian pun mengatakan, selama ini faktor sejarah memang susah dirubah, karena sudah termenset dalam masyarakat sekolah bagus itu hanya itu-itu saja.

“Tapi pada prinsipnya sekolah itu sama,” tegas Dian. (KP).


Laporan : Peri


 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *