Mengulas Makna Dibalik Puisi ‘Taubat’ Karya Rida K Liamsi
Oleh : Retno Wulan Sari / Mahasiswi Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Maritim Raja Ali Haji
Rida K. Liamsi (kebalikan dari Ismail Kadir) adalah sastrawan dan budayawan Melayu berkebangsaan Indonesia. Lahir di Dabo Singkep, Lingga, Kepulauan Riau pada 17 Juli 1943.
Namanya dikenal melalui karya-karyanya berupa puisi yang dipublikasikan di berbagai surat kabar. Selain berperan sebagai sastrawan dan budayawan, beliau juga menekuni profesi sebagai seorang guru dan pewarta yang sekarang memegang kendali group Media Riau Pos.
Banyaknya penghargaan yang diraih olehnya, dan begitu sering ia diundang untuk menghadiri berbagai perhelatan baik di dalam negeri maupun di luar negeri menjadi bukti bahwasanya Rida K. Liamsi telah menyumbangkan kreatifitas yang begitu luar biasa bagi Indonesia. Puisi berjudul ‘Taubat’ merupakan salah satu dari banyaknya puisi karya Rida K. Liamsi.
Taubat
Sosok compang camping
Dari masa lalu
Bertabik di pintu
: Beri aku sajadah
Dan pintu itu pun terbuka
Lalu terdengar isak tangis seperti puisi yang dibacakan
di malam yang kehilangan detak jarum jam nya
Menyembilu
2020
Puisi tersebut memiliki makna yang terasa sangat mendalam dan menyentuh hati bagi pembacanya. Secara keseluruhan, puisi ini menggambarkan seseorang yang datang dengan kesedihan dan/atau penyesalan dan ingin segera mencurahkan segalanya di atas sajadah.
‘Sosok compang camping Dari masa lalu Bertabik di pintu : Beri aku sajadah’
Dalam bait tersebut menggambarkan sosok kumuh yang diibaratkan sebagai sosok yang penuh dengan dosa dating membawa masa lalunya yang buruk, ia datang dengan penuh penyesalan atas segala perbuatan buruknya hingga sampai pada titik dimana ia ingin bertaubat dan kembali kepada sang pencipta.
‘Dan pintu itu pun terbuka’
Pada kalimat tersebut dapat digambar kan sebagai sang pencipta yang maha pengampun dan pembuka pintu taubat bagi hamba-Nya.
‘Lalu terdengar isak tangis seperti puisi yang dibacakan’
Kalimat pada bait tersebut menggambarkan isak tangis sosok penuh dosa sedang bertaubat sembari melantunkan Doa-doa penuh penyesalan guna memohon ampunan di hadapan Yang Maha Esa.
‘di malam yang kehilangan detak jarum jam nya’
Bait di atas menggambarkan suasana malam yang sunyi, hanya terdengar isak tangis serta lantunan Doa yang diujarkan sosok tersebut hingga suara detak jam tak dapat terdengar.
‘Menyembilu’
Menyembilu dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti tanjam sekali (tentang perkataan). Kata terakhir dalam puisi tersebut menggambarkan betapa dalamnya isak tangis serta Doa yang dilantunkan oleh sosok tersebut.
Puisi berjudul ‘Taubat’ karya Rida K. Liamsi ini memberikan penggambaran yang sangat dalam. Puisi tersebut dapat menyadarkan kita bahwa sekotor apapun manusia, kita tetap punya tempat untuk mengadu, dan Tuhan adalah maha penerima taubat bagi seluruh hamba-Nya. (*).