Nama : Rini Marisa Silalahi
NIM : 2003010031
Kelas : M01
Prodi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas : Univesitas Maritim Raja Ali Haji
Sinopsis
Film ini berkisah tentang perjuangan seorang ibu di daerah Gunung Kidul yang berjuang untuk pendidikan anak semata wayangnya. Film ini membahas tentang bagaimana kemiskinan dan kesedihan yang biasa melanda daerah pedalaman, yang penuh keterbatasan ini dapat menjadi sosok inspirasi yang melahirkan sosok orang yang luar biasa dalam meraih mimpi.
Berawal dari pasangan suami istri yaitu Surip (Teuku Rifnu Wikana) seorang buruh pemecah batu (pekerja keras) dan Tupon (Kinaryosih) seorang perempuan lugu dan buta huruf suami istri ini mempunyai tekad dan keinginan yang kuat untuk menyekolahkan anaknya agar jadi orang yang pintar.
Dan karena menderita, banyak penduduk yang tak kuasa menahan beban hidup lalu gelap mata mengakhiri hidup dengan bunuh diri. Film ini membawa pesan yang kuat dan mendalam . Adalah Surip (Teuku Rifnu Wikana) dan Tupon (Kinaryosih) sepasang suami istri yang miskin yang mencoba melawan takdir kemiskinan.
Sekar Palupi kecil (Chelsea Riansy)merupakan anak dari Surip dan Tupon pada awal masuk sekolah suka bolos dan malas untuk pergi ke sekolah, karena sering diejek oleh teman sekolahnya, hingga akhirnya Sekar dikeluarkan dari sekolahnya.
Keadaan berubah ketika Sekar kehilangan bapaknya, yang meninggalkannya untuk selama-lamanya karena kecelakaan kerja yang dialaminya di pertambangan batu. Sejak saat itu Sekar berjanji pada simbok akan sekolah lebih rajin dan bersungguh-sungguh dalam mengejar mimpinya. Sebelum meninggal bapak juga berpesan kepada Sekar agar bisa menjadi kebanggaan bapak dan simboknya. kehilangan suaminya, Ibu Sekar berjuang sendiri dengan menjadi penjual tempe keliling untuk memperbesar dan membiayai pendidikan Sekar.
Alur kesedihan dalam cerita mulai lagi ketika Sekar kehilangan pensilnya ketika ingin mengerjakan Tugas sementara diluar sedang hujan lebat. Tupon tanpa memperdulikan hujan lebat dan hanya menggunakan caping bersepeda keliling kampung untuk membeli sebuah pensil.
Konflik film ini didapat hanya pada saat adegan ketika ada kepala dusun yang menawarkan seorang duda beranak satu yang ingin menikahi Sekar (Acha Septriasa), disini ejekan dan cibiran dimulai ketika simbok menyampaikan perlawanan Sekar akan pinangan tersebut dengan alasan ingin melanjutkan kuliah.
Ketika Sekar dan simbok menuju kota Malioboro untuk mencari rumah Paklenya yang berada di Malioboro, tanpa sengaja menemukan dompet, dan yang ternyata adalah milik istri ustad Ngali (M. Cholidi Asadil ALam), dari sinilah awal cikal bakal kemudahan Sekar melanjutkan kuliah. Sekar mendapatkan beasiswa dari sebuah universitas di Yogya.
Sekar bertemu dengan seorang astronom terkenal yang mengatakan bahwa fakta mayoritas dan bahkan hampir semua pelaku bunuh diri di Gunung Kidul adalah karena faktor kemiskinan dan tidak adanya pekerjaan yang layak di kota tersebut, banyak warga yang hidup dibawah garis kemiskinan karena daerahnya yang tandus dan kekeringan yang panjang, sehingga perlu perhatian pemerintah.
Sekar berhasil menjadi sarjana terbaik di Oxford London, ia mendapatkan berita yang sangat menggetarkan jiwanya dan tidak percaya (serasa hanya mimpi)semua kebanggaan yang ia bawa untuk ia tunjukkan kepada simboknya tidak bisa ia berikan, karena ternyata simboknya telah meninggal dunia.
Inilah dengan terinspirasi, terbaik dari seluruh rangkaian film MARS yang berdurasi tayang 105 menit. Pesan ini digambarkan dengan baik dan tentu menyentuh perasaan.
Kelebihan Film
Secara keseluruhan film ini bagus karena menyajikan motivasi perjuangan meraih mimpi untuk melanjutkan pendidikan setinggi-tingginya. Bisa jadi semangat untuk kaum muda agar tidak malas sekolah meraih mimpi
Kekurangan
Ditengah konflik adanya kekurangan film ini secara teknik dan percepatan alur Film MARS yang awalnya berjalan lambat dipertengahan berjalan seperti ngebut. Saya sempat dibuat bingung karena alur cerita berjalan sangat cepat.Dimulai ketika Sekar berkuliah di Yogya. Lalu secara tak sengaja menemukan sebuah dompet dihalaman sebuah masjid.
Pesan
Tetaplah semangat dalam meraih mimpi dan jangan lupakan bagaimana jerih payah orang yang membesarkan kita yang menjadi dorongan dan dukungan terbesar, untuk melangkah, karena ketika orang tua sudah tidak ada disisi kita untuk selama-lamanya, semua yang ingin kita berikan akan sia-sia hanya doa yang dapat kita berikan. (*).